Apakah
Anda tahu apa yang bisa dilakukan oleh kata-kata?
Bila
anak panah menembus tubuh, maka kata-kata menembus hati.
Kata-kata
yang lembut dan manis dapat menyejukkan telinga.
Peringatan
yang menggugah dapat menundukkan kepala.
Kata-kata
yang bijak dapat mengeluarkan dari situasi sulit.
Memang
menjual kata-kata perlu kecakapan.
Ubahlah
ia menjadi cantik, manis, lembut, memukau. Dengan itu, ia mampu melahirkan
situasi positif dalam diri pembaca.
Kita
lumrah, bahwa manusia seringkali salah langkah, salah jalan, merasa bodoh,
merasa miskin, berlaku cuek dan abai, salah sangka dan salah kaprah.
Mereka
sering berbuat buruk sehingga menciptakan kehidupan yang suram bagi diri dan
orang sekitarnya.
Meski
demikian, manusia sangat ingin kembali kejalan yang benar. Mereka sangat ingin
menginsafi diri. Mereka juga ingin segera belok haluan.
Mereka
menginginkan cahaya dan uluran tangan.
Bila
kita adalah salah seorang yang menjadi petunjuk jalan pulang bagi masalah orang
lain. Bila tulisan kita menjadi pemecah masalah orang lain.
Maka
ketika itu, kita disebut sebagai seorang penulis sejati.
Kita
telah membantu orang dari kesusahan. Dan orang lain pasti akan berterima kasih
kepada kita.
Kunci
utama bagi penulis sejati adalah: Bebaskan Resiko!
Kita
ambil contoh isi kepala seorang wanita yang ingin keluar dari dunia
pelacuran.
Banyak
pertanyaan bergelayut dibenaknya.
Apakah
pilihan saya ini sudah tepat? Apakah masyarakat akan menerima saya?
Apakah
nantinya saya tidak diejek teman-teman? Apakah nantinya jodoh saya sulit?
Atau
apakah Tuhan mau siap sedia mengampuni saya?
Dan banyak ketakutan lainnya.
Intinya
adalah resiko.
Manusia
tidak suka dibenci tapi suka disayang. Manusia tidak suka kesusahan tapi suka
kemudahan. Manusia tidak suka kehinaan tapi suka kemuliaan.
Penulis
yang baik adalah penulis yang mampu membebaskan manusia dari resiko.
Tapi
karena tidak ada seorangpun manusia yang dapat terlepas dari resiko, penulis
yang baik adalah...
Penulis
yang mampu menentramkan, menyejukkan, dan memotivasi manusia ketika mereka
sedang berada dalam kesulitan dan kebingungan.
Penulis
yang cerdas adalah yang selalu mampu menyajikan keuntungan, ketenangan, garansi
dan “bonus kebaikan” dalam tulisannya.
Kebaikan
dan kebenaran adalah daya tarik yang kuat bagi pembaca untuk betah membaca
bukunya.
Bantulah
pembaca menghilangkan perasaan, pemikiran dan kondisi negatif, maka buku Anda
akan laris keras. Disitulah letak keunggulan buku Anda.
Inilah
tujuan utama menulis buku.
Anda
harus bermanfaat bagi orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah orang
yang bermanfaat bagi orang di sekitarnya.
Tentu
Anda setuju dengan pernyataan tersebut, bukan?
Setelah
Anda camkan tujuan menulis Anda...
Pertanyaan
berikutnya adalah...
Bagaimana
cara menggiring pembaca agar mau dan sudi mengikuti, atau minimal membenarkan
ajakan dan pernyataan kita dalam tulisan kita?
Inilah Cara Melejitkan Kemampuan Menulis Anda
Berikut
ini adalah 6 JURUS DAHSYAT yang dapat membantu Anda melejitkan kemampuan
menulis.
Juga
saya akan menjelaskan cara penggunaannya dengan memaparkan beberapa contoh
tulisan fiksi dan non fiksi, dan tentu saja termasuk tulisan Andrea Hirata...
1. Gunakan Pengulangan
Bila
kata-kata dilontarkan sekali saja, ia tak akan menggugah.
Bila
berkali-kali, ia akan membentuk arus menjadi gelombang.
Ia
akan membentur akal yang jumud lalu mencerahkannya serta menggugah jiwa yang
layu lalu menggerakkannya.
Bila
hanya riakan saja, air tak akan menghanyutkan. Bila hanya ombak kecil, air tak
akan menggerakkan banyak hal.
Karena
hanya gelombang besar yang bisa menghanyutkan kapal.
Gugahlah
akal dan jiwa manusia berkali-kali, terus-menerus bak gelombang di lautan, agar
terwujud perubahan.
Ya,
keampuhan pengulangan itu seperti iklan produk yang sering diulang-ulang di
TV.
Semakin
sering diulang semakin nancap image produk tersebut dibenak konsumen dan
semakin tinggi pula keinginan untuk membeli produk.
Apakah
Anda ingin melihat contoh penulisan Jurus Pengulangan ini?
Sebenarnya
saya telah memasukkan Jurus Pengulangan pada paragraf pertama diatas, yaitu:
“Bila
hanya riakan saja, air tak akan menghanyutkan. Bila hanya ombak kecil, air tak
akan menggerakkan banyak hal. Karena hanya gelombang besar yang bisa menghanyutkan
kapal.”
Kalimat
itu menarik perhatian Anda, bukan?
Ya,
begitulah kesaktian Jurus Pengulangan, ia selalu menggugah.
Contoh
lain Jurus Pengulangan dalam menguatkan pengertian iman.
“Iman
artinya percaya, seratus persen bukan sembilan puluh sembilan persen, bukan
enam puluh tujuh persen apalagi empat puluh satu persen.”
Kata
“persen” diatas menyedot pikiran Anda untuk terus membaca sampai selesai, tanpa
mau beranjak....
Dahsyat!
Bagaimana
dengan tulisan Andrea Hirata?
Yuks
kita simak tulisannya yang mengandung Jurus Pengulangan dalam puisinya yang
berjudul “Seperti”. Seperti
Seperti
puisi yang kau tuliskan. Seperti nyanyi yang kau lantunkan. Seperti senyum yang
kau sunggingkan. Seperti cinta yang kau berikan. Aku tak pernah, tak pernah
merasa cukup
(Novel
Maryamah Karpov, Halaman 500)
Puisi
yang sangat indah, bukan?
Pengulangan
memang mampu menarik perhatian. Pengulangan sangat jitu menggugah pikiran.
Pengulangan
adalah Jurus Pamungkas yang efektif untuk membuat pembaca kagum. Karena itu,
gunakan ia dengan baik dan benar.
2.
Sisipkan Kutipan
Ini
adalah cara paling ampuh menghadapi pembaca yang susah percaya pada
penulis.
Sudah
sewajarnya bila mereka bersikap hati-hati dalam menerima informasi karena
mereka ingin menjadikan informasi itu sebagai pegangan hidup.
Dan
tentu juga karena mereka belum kenal siapa Anda.
Dengan
mengutip pendapat orang lain, pembaca akan percaya pada Anda karena bukan Anda
yang berpendapat melainkan “orang penting”.
Bila
seorang anak SD mengatakan, “BBM akan naik pada bulan depan.” Orang tidak akan
percaya karena yang ngomong seorang anak kecil.
Namun
bila anak SD itu mengutip dari sebuah berita TV, dan melanjutkan perkataannya
“Tadi, saya dengar Pak Menteri Bilang di TV, loh!”
Maka,
orang akan percaya perkataannya karena bukan dia yang bicara tapi “orang
penting” di TV.
Serendah
apapun status sosial Anda, bila Anda menulis dengan mengutip pendapat “orang
penting”...
Maka
tulisan Anda akan menjadi penting dan orang akan percaya tulisan Anda.
Yakinlah!
Berikut
ini, saya akan mengutip “pesan kehidupan” yang disampaikan Andrea Hirata dalam
novel “Cinta di Dalam Gelas”:
“Berikan
aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar” Kata perempuan yang baru tamat
SD itu.
Perhatikan!
Apakah Anda menangkap pesan yang kuat pada kutipan diatas?
Ya,
melalui perkataan perempuan itu, Andrea ingin menyampaikan pesan kepada pembaca
bahwa mereka harus memiliki kegigihan dan “kerakusan” dalam menuntut ilmu.
Contoh
lain dalam tulisan ilmiah:
"Riset
ini menunjukkan bahwa jaring sutra itu berfungsi sebagai sinyal bagi para
kumbang bahwa bahaya ada di dekatnya," ungkap Rypstra seperti dikutip
Livescience.
Bila
Anda menulis karya ilmiah dan Anda menyisipkan kutipan pendapat seorang Ahli
didalamnya,
maka
tulisan Anda akan menjadi penting sepenting pendapat sang ahli. Dan pembaca
akan percaya pada Anda.
Kata
bijak dan ayat suci juga termasuk dalam “Jurus Kutipan” ini. Keduanya memiliki
kekuatan yang menggugah akal dan jiwa.
Contoh
kata bijak atau hikmah dari seorang imam yang bernama Asy Syafii, ia berkata,
“Ilmu itu seperti binatang buruan, ikatlah ia dengan pena.”
Mmm....
dahsyat sekali petuah sang Iman. Anda akan merasakan getaran yang hebat setelah
membacanya...
Keren...
3.
Positif- negatif
Positif-negatif
termsuk Jurus menulis yang dahsyat. Ia memiliki daya tarik yang kuat. Ia
memiliki kekuatan seperti magnet.
Bila
dua kutub yang sama dipertemukan (positif dan positif atau negatif dan
negatif), maka tidak akan ada daya tarik-menarik bahkan akan saling menjauh.
Namun
bila sebaliknya, bila dua kutub yang berbeda dipertemukan, bila kutub positif
dihadapkan dengan kutub negatif, maka akan lahir daya tarik-menarik yang sangat
dahsyat.
Begitu
juga dalam menulis. Bila keadaan atau fakta positif Anda hadapkan dengan
keadaan atau fakta negatif, maka akan lahir daya tarik-menarik yang sangat
kuat.
Bagaimana
cara menggunakan Jurus Positif-Negatif?
Caranya
adalah dengan meletakkan yang buruk disamping yang baik atau sebaliknya.
Meletakkan
yang atas setelah yang bawah atau sebaliknya.
Meletakkan
yang kiri setelah yang kanan atau sebaliknya.
Kata
penghubung yang digunakan adalah: Tapi, Namun dan Padahal.
Ini
dia contoh tulisan Andrea Hirata yang mengandung Jurus Positif- negatif:
Bagi
para pesakitan, waktu adalah musuh yang mereka tipu saban hari dengan harapan.
Namun, disana, di balik jeruji yang dingin itu, waktu menjadi paduka raja, tak
pernah terkalahkan. Bagi para politisi dan olahragawan, waktu adalah kesempatan
yang singkat, brutal, dan mahal. (Novel
Padang Bulan Halaman 83)
Contoh
lagi:
Biar
pun hidup susah. Makan sekali sehari. Tidur di bawah kolong jembatan namun
urusan sekolah anak-anaknya tetap dinomorsatukan.
Contoh
lain dalam pembicaraan sehari-hari:
“Janjinya
mau beliin mobil-mobilan untuk Adek tapi ayah malah beli rumah-rumahan.
Pokoknya Adek nggak mau!”
Ya,
dengan menggunakan Jurus positif-negatif, Anda akan membawa emosi dan pikiran
pembaca meliak-liuk, ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, naik dan
turun.
Dan
hal itu membuat orang senang, tertantang, gembira, tertawa, terpana, terpesona,
bahagia, ceria bahkan tertawa.
Namun
bila tulisan Anda datar, dapat dipastikan pembaca akan segera lari
terbirit-birit menginggalkan buku Anda
Tidak
ada tantangan, hambar.
Oya,
dengan menggunakan Jurus Positif-negatif ini juga, Anda bisa membuat cerita
lucu, loh!
Atau,
bila Anda sedang tidak online, copy paste alamat ini di browser seperti gambar
dibawah ini.
4.
Sentil Pembaca Dengan Pertanyaan Retoris
Pertanyaan
retoris adalah pernyataan yang tidak memerlukan jawaban karena jawabannya sudah
tesedia didalam pernyataan tersebut.
Bagaimana
membuat pertanyaan retoris?
Sebelum
mengajukan pertanyaan, kita perlu membuat pernyataan dulu. Pernyataan itu sebenarnya
adalah jawaban dari pertanyaan kita.
Contoh:
(Bagian
awal paragraf kita mulai dengan pernyataan )
Allah
telah berjanji bahwa Dia akan membantu orang-orang bertakwa keluar dari segala
masalah hidup.
Allah
telah berjanji bahwa Dia akan memberi rizki dari segala arah yang tidak terduga
kepada orang-orang yang bertakwa.
Allah
telah berjanji bahwa Dia akan memudahkan segala urusan orang-orang yang
bertakwa.
Duhai,
perhatikanlah kebaikan-kebaikan Allah itu. Dia akan siap sedia menolong kita
dengan cara yang tidak biasa bahkan luar biasa. Dia menyatakan pertolongan
dengan janji....
(Setelah
membuat pernyataan, barulah disusul dengan pertanyaan retoris di akhir
paragraf)
........Wahai
orang yang berpikir, perhatikanlah pernyataan Allah itu. Dia akan menolong kita
dengan rela. Tidakkah kita tertarik?
Dia
akan membantu kita keluar dari masalah hidup, tidakkah kita mau bertakwa?
Begitulah
cara membuat pertanyaan retoris. Anda akan menyentil pembaca bila
menggunakannya.
Bagaimana
Andrea Hirata menggunakan pertanyaan retoris dalam novelnya?
Simak
penggalan cerita tentang pertandingan catur dalam novel “Cinta di Dalam Gelas”
halaman 211 berikut ini:
.....Memberi
poin pada guru biologi itu akan membuat Maryamah melaju ke partai berikutnya.
(pernyataan)
Namun,
celaka. Maryamah membabat guru biologi itu dua kosong telak. Kami terbelalak.
Seluruh penonton terpaku tak dapat berkata apa-apa melihat tindakan nekad
Maryamah itu. Mengapa dia begitu bodoh? (pertanyaan retoris)
Contoh
lain dalam salah satu novel karangan Mira W.
Nenek
memang sudah demikian yakin, Heri-lah yang bersalah (menzinai Sinta)...
Hanya
dengan dia Sinta pernah tampak begitu dekat. Tetapi... bolehkah sembarangan
menuduh orang (hanya dengan sangkaan, tanpa ada bukti jelas)?
Ketika
Anda menggunakan Jurus pertanyaan retoris, Anda sedang mengajak pembaca mencari
jawaban dari pertanyaan itu pada benak mereka sendiri.
Dan
ini sangat menarik karena kita seolah berdialog dengan mereka. Dengan berdialog
dengan pembaca, maka pembaca akan lebih dekat dengan Anda.
Itu
bagus! Bila pembaca merasa dekat dengan Anda, mereka akan sudi membaca semua
buku yang Anda tulis. Asyik, kan?
5.
Deskripsikan
Deskripsi
adalah sebuah gambaran keadaan atau potret gambar.
Seorang
wartawan adalah orang yang biasa mendeskripsikan sesuatu. Bila tidak dengan
kamera, maka dengan tulisan.
Mendeskripsikan
sesuatu dengan tulisan tentu agak lebih rumit dengan hanya jepret sana jepret
sini.
Menggambarkan
suatu fakta dengan tulisan butuh teknik tertentu.
Bagaimana
cara mendeskripsikan suatu fakta dengan tulisan? Berikut ini 5 tips dari
saya:
1.
Lihat “gambarnya”. Melihat gambar artinya “memotret” gambar dengan indera Anda:
mata, telinga, hidung, kulit, lidah Anda.
2.
Tulis bagian-bagian pentingnya saja. Hindari mendeskripsikan detil seperti
ini:
Anjing
berkaki empat, berbulu kunig, hitam dan agak sedikit putih di ekornya itu,
mengejar Budi yang menggunakan seragam sepak bola bertuliskan “Ronaldo” di
punggung dan kata “Adidas” di paha kanan.
Cukup
tulis begini: Anjing galak berwarna hitam itu mengejar budi yang baru saja
pulang main bola.
Contoh
lain “potret” kesusahan menulis peserta Training Menulis Cepat Metode 2JT.
Mereka
mendengarkan otak editor mereka, si peragu.
Cukup
tulis bagian pentingnya saja. Jangan lebai, oke?
3.
Kaitkan dengan obyek atau subyek tulisan. Jangan sampai tidak nyambung.
Misalnya: Nafasnya memburu ketika hujan turun?#@$%.
Harusnya:
Nafasnya lega ketika hujan turun.
4.
Gunakan sinonim yang lebih hidup. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang
memiliki arti yang sama.
Misalnya
"bau" adalah sinonim dari “semerbak”.
“Besar”
sinonimnya "raya", "agung", dll.
Contoh:
Kuncupnya
terjuntai elok melambai menari-nari menyapa mata. Semerbak mewangi membelai
selaput penciuman. Aku tergoda...
Asyiiik...!
5.
Gunakan majas Hiperbola dan majas Simile. Apakah Anda masih ingat majas?
Hiperbola (si Lebai) yaitu majas yang melebih-lebihkan gambaran fakta dari yang
sebenarnya.
Contoh:
Sampah
menumpuk setinggi gunung. Tendangan Mautnya telah membobol gawang lawan. Bila
demo terus, takutnya kekuasan presiden bisa ambruk.
Simile (si Peniru), yaitu menyamakan dua hal
berbeda yang memiliki kemiripan salah satu bagian atau sifatnya.
Contoh:
Kau
bagaikan Rahwana menculik Dewi Shinta dari tangan Sri Rama. Wajahmu laksana
bulan. Hubungan kita berdua bagaikan bumi dan langit.
Mau
liat contoh penerapan dua majas itu pada karya sastra?
Oke,
deh.... ini contohnya:
Anjing
gila itu mengayunkan empat kakinya dengan kecepatan tinggi. Pupilnya mengecil
memokus menatap tajam. Taringnya menyeruak bak pisau belati. (majas simile)
Lidahnya menjulur menggelayut bercucur liur haus darah.
Hanya
beberapa meter saja di belakang Heru. “Grrrr....grrrrr...grrrrr...” Suara
gemuruh dari rongga dada binatang bengis itu terdengar keras menggentarkan
naluri. Heru terus berlari dengan langkah seribu (majas hiperbola) sambil
berteriak minta perlindungan, “Tolooong...!”
Hmm...
setelah membaca dekripsi diatas, Anda akan ikut merasakan ketegangan Heru yang
sedang dikejar-kejar anjing gila. Benar, kan?
Ya,
dengan mendeskripsikan fakta, anda seperti menyuguhkan bayangan akan potret
fakta tersebut dengan lebih elok, lebih menyentuh, lebih nyata.
Ini,
saya kasih contoh lagi...
Tulisan
Andrea Hirata dalam novel “Maryamah Karpov” halaman 25:
Profesor
Turnbull melangkah lambat, terantuk-antuk dengan tongkatnya. Ia mengenakan
sweter kashmir biru lembut, tipikal ilmuan klasik Eropa. Rambutnya putih
berkilau dan wajahnya seteguh Sean Connery. Satu wajah yang menyisakan garis
tampan masa lampau.
Perhatikan
deskripsi di atas. Apakah Anda dapat menggambarkan sosok sang professor di
benak Anda dengan jelas?
Ya,
Andrea Hirata telah memberikan contoh deskripsi yang sangat jelas.
Sehingga
Anda dapat membayangkan sosok sang profesor di dalam benak dengan jelas
pula.
Dahsyat...!
6.
Analogi Is The Best
Analogi
adalah cara nalar yang membandingkan dua hal yang mengandung banyak persamaan
sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sama.
Dengan
analogi, persoalan yang sulit dapat kita nalarkan dengan sesuatu yang mudah dan
dekat dengan kehidupan kita.
Analogi
membantu mempercepat pemahaman pembaca akan ide utama Anda.
Contoh
menganalogikan jiwa seorang bayi yang suci dengan kertas putih.
Seorang
anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut kelak bergantung
pada perlakuan orang tua dan lingkungan dalam mendidik dan
mempengaruhinya.
Demikian
pula kertas putih yang belum bernoda. Apa jadinya kertas tersebut tergantung
pada apa yang akan digoreskan diatasnya.
Dengan
menganalogikan bayi yang suci dengan kertas putih, diharapkan pembaca bisa
membayangkan bersihnya jiwa sang bayi seperti kertas putih tanpa noda.
Orang
tua dan lingkungannyalah yang akan memberikan warna dalam hidupnya, apakah
warna itu kebaikan atau keburukan.
Dengan
menggunakan analogi, Anda akan merasakan sambaran pemahaman yang cepat,
seketika!
Masih
mau contoh?
Berikut
ini adalah contoh Jurus Analogi dalam Cerita Lucu Nasrudin Hoja. Selamat
menyimak.
“Mengajar
Keledai Membaca”
Timur
Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang
hati. Tetapi Timur Lenk berkata, “Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu,
datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.”
Nasrudin
berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara,
Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke
buku itu, dan membuka sampulnya.
Si
keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan
lidahnya. Terus-menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir.
Setelah itu si keledai menatap Nasrudin.
“Demikianlah,”
kata Nasrudin, “Keledaiku sudah bisa membaca.”
Timur
Lenk mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca?”
Nasrudin
berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran- lembaran besar mirip
buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar
membalik-balik halam untuk bisa
makan
biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik- balik halaman
buku dengan benar.”
“Tapi,”
tukas Timur Lenk tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya
?”
Nasrudin
menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik
halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti
isinya, kita disebut setolol keledai,
bukan?” (Jurus Analogi)
D.
Bagaimana Cara Menerapkan Jurus-jurus Itu?
Ya,
bagaimana cara menerapkan jurus-jurus itu ke dalam tulisan Anda? Berikut ini
adalah panduannya:
1. Tulis dulu ide Anda dengan cepat dan
mengalir. Gunakan Cara Cepat Menulis Buku Metodde 2JT.
Ketika
menerapkan Metode ini, maka Anda akan merasa takjub dengan kemampuan menulis
Anda. Anda akan menulis mengalir dalam menuangkan gagasan ke atas kertas.
Bila
Anda tertarik belajar Cara Menulis dengan Cepat Metode 2JT Anda boleh
Membelinya
Dalam
panduan tersebut Anda akan menyingkap rahasia:
Cara
menulis CEPAT dan LANCAR walaupun Anda tidak pernah menulis satu karya pun
sebelumnya.
Cara
mengaktifkan tombol PEMICU pikiran sehingga mudah merangkai kata, membuat
kalimat, menciptakan paragraf dan bab.
Trik
Jitu menulis dengan full Motivasi tiada henti.
10
SENJATA PAMUNGKAS yang membuat tulisan Anda BERGIZI dan SULIT DITOLAK.
Tiga
Alat Bantu untuk mengedit tulisan Anda dengan cepat.
Dan
masih banyak lagi.
2. Dukung Ide Anda dengan Jurus. Setelah ide
Anda tulis, dukunglah ia dengan Jurus menulis. Rumusnya dibawah ini:
Rumus
Pikiran
+ Jurus = Pikiran Dipahami Lebih
Mudah Rasa + Jurus = Emosi Terasa Lebih Menyentuh Keadaan +
Jurus = Keadaan Tergambar Lebih
Nyata
Contoh:
Ide
Anda: Seharusnya dia banyak berbuat dan beraktivitas.
Jurus
Penjelasan: bekerja, mencari rizki, membaca, menulis, mengunjungi sahabat atau
rekreasi. Gunakan waktu sebaik-baiknya dan jangan biarkan semenitpun terbuang
sia-sia. Karena bila kita diam, maka disibukkan dengan kegundahan dan
kecemasan.
Jurus
Kutipan: Aidh Al Qarni berkata, “Kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup
dalam kecemasan adalah mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit
aktivitasnya.”
Hasilnya
seperti di bawah ini:
Hendaknya
kita banyak berbuat dan beraktivitas: bekerja, mencari rizki, membaca, menulis,
mengunjungi sahabat atau rekreasi. Gunakan waktu sebaik-baiknya dan jangan
biarkan semenitpun terbuang sia-sia. Karena bila kita diam, maka disibukkan
dengan kegundahan dan kecemasan. Aidh Al Qarni berkata, “Kebanyakan orang yang
selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah
mereka
yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya.”
Hmm....
dahsyat, kan, argumen Anda?
Ya,
pendapat Anda akan terlihat dahsyat ketika menggunakan Jurus Dahsyat. Anda
memperkuat pendapat Anda dengan mengutip pendapat “orang penting”.
Bila
pendapat Anda digabung pendapat “orang penting” maka hasilnya........
Pendapat
anda menjadi pendapat yang dahsyat dan pasti di-IYA-kan oleh siapa saja yang
membacanya.
Apakah
Anda sepakat?
Bila
Anda ingin meningkatkan kemampuan Anda menciptakan kalimat yang dahsyat dengan
menggunakan rumus RAHASIA TINGKAT LANJUT....
Bila
Anda sedang tidak online, copy paste alamat ini pada browser Anda.
Ya,
disana saya akan membimbing Anda bagaimana cara menggabungkan dua, tiga atau
empat jurus sekaligus untuk mendukung gagasan Anda.
3. Gunakan 3 (TIGA) PERTANYAAN AJAIB untuk
membantu memperkuat ide Anda.
“Perhatian!
Ini adalah Rahasia pribadi saya dalam menulis cerdas dan kritis. Saya akan
membocorkan 1 (satu) PERTANYAAN AJAIB saja untuk Anda. Saya ingin Anda bisa
menulis dengan cerdas dan kritis dengan menggunakan SATU pertanyaan ajaib
ini.”
Begini....
Dalam
membaca, orang sering mengkritisi apa yang ia baca. Meraka sering menanyakan hal-hal
kritis di dalam benak mereka.
Saya
yakin, Anda juga melakukannya ketika membaca. Perhatiakn SATU pertanyaan kritis
dibawah ini:
Saya tidak percaya dengan argumen Anda?
Apakah
Anda pernah menanyakan SATU pertanyaan kritis ini di dalam benak ketika
membaca? Saya pernah dan bahkan sering...
Dari
itu, Anda harus antisipasi segera pertanyaan itu dengan jawaban yang
mantap.
Sebab
apa yang Anda tanyakan juga kemungkinan besar ditanyakan oleh orang lain ketika
mereka membaca tulisan Anda.
Anggap
si pembaca berada disamping Anda ketika menulis.
Jawab
SATU pertanyaan itu dalam proses menulis Anda, SEGERA!
Katakan
seperti ini: “Anda tidak percaya argumen saya? Ini loh, saya mengutip pendapat
para ahli, tau?”
Dengan
menjawab pertanyaan kritis itu SEGERA dalam proses menulis berbarti Anda telah
berupaya membuat tulisan yang berkualitas lebih.
Menggunakan
SATU pertanyaan ajaib ini saja, Anda sudah bisa membuat sebuah paragraf yang
“Nendang”.
Apalagi
menggunakan ke-TIGA PERTANYAAN AJAIB,
Anda
akan mampu membuat banyak paragraf yang lebih “nendang” lebih cantik dan lebih
menarik.
Salam
Sukses...