Rabu, 03 Desember 2014



 Memang benar faktanya, Hidup itu masalah. Tidak ada orang yang tidak lepas dari masalah, tentang perasaan sore ini. Aku renungkan masa-masa kecil kita, ketika kita berjalan, bermain bersama bahkan kita selalu bertengkar.
Kau ingat “BALON”, haha J iya… Balon . tidak ada yang lucu jika melihat balon, apa yang kau pikirkan sampai kau tertawa lepas seperti itu. tetapi bagi aku itu sebuah kata-kata yang sukar untuk aku lupakan.
Dulu aku selalu memanggilmu “balon” karena pipimu yang tembem, dan kau memanggilku si gigi kelinci.  Kau marah bahkan sampai menjerit pernah memukuliku, dan aku mencubit pipimu.
Kau ingat, ketika kita pergi bersama di hari ulang tahun anaknya Kliwon, kita berfoto berdua, dan ingatkah saat aku wisuda TK, kita juga berfoto berdua.
Kita selalu berdua, dimanapun.
Masa-masa kecil memang banyak mengajari kita dari kehidupan kita sekarang.
Kebahagian terasa nyata milik kita, dimana kita tidak pernah memikirkan hal yang jauh dari pemikiran kita. Yang kita pikirkan kegmbiraan bermain bersama. Walaupun kita sekarang berpisah namun di setiap do’aku selalu ku sebut namamu. Aku menyayangimu sepanjang hidupku. terima kasih banyak untuk adekku Riski Ramadhanti karena pengorbananmu yang begitu besar untuk aku

Untuk adekku Riski Ramadhanti. N

Selasa, 02 Desember 2014



You are my Angel
Fly among the clouds are gray
Your wing are the silk
Your ayes are the morning star
You are my moon

You give the rays of darkness within the murk
For those who need
Dim light you will

You are my flower in the Garden
Anyone can look at her
But the only beetles that knows
Because it has been sucking up honey

Love is the beauty of mortal
Your voice is the rhythm of hypocrisy
Decorate the aridity of your souls
In every heart beats you
1. Gaya Belajar GLOBAL
(cenderung memandang sesuatu secara menyeluruh atau melihat gambar yang besar, dan tidak bagian demi bagian).

2. Gaya Belajar ANALITIK
Saat ini kita sering mendengar terjadi krisis dibidang pendidikan. Mengapa hal ini dapat terjadi? Metode pembelajaran yang berlangsung saat ini dengan penyajian lebih menitik beratkan pada rangsangan dengar (auditory) berupa latihan (drill), pengulangan, orientasinya detail, kurang melibatkan proses pemecahan suatu masalah, sangat sesuai dengan pola belajar pada otak kiri, dimana individu tersebut kurang hiperaktif dan tidak mendapatkan terlalu banyak rangsangan. Masalah mulai timbul karena pada generasi anak saat ini yang mana dengan berkembangnya budaya, sejak kecil anak telah diberi banyak rangsang penglihatan (visual), misalnya rangsangan dari TV dll. sehingga pola pembelajaran anak bergeser ke arah otak kanan dengan pola berpikir secara visual dan lemah dalam menerima rangsang dengar (auditory) tetapi mempunyai kemampuan untuk pemecahan masalah. Hal tersebut mengakibatkan jurang antara anak didik dan guru menjadi lebar, karena pola pembelajaran disekolah tidak sesuai dengan pola pembelajaran yang dibutuhkan, sekolah menjadi tidak sejalan dengan pikiran anak.

Apakah Anda tahu apa yang bisa dilakukan oleh kata-kata?
Bila anak panah menembus tubuh, maka kata-kata menembus hati. 
Kata-kata yang lembut dan manis dapat menyejukkan telinga. 
Peringatan yang menggugah dapat menundukkan kepala. 
Kata-kata yang bijak dapat mengeluarkan dari situasi sulit. 
Memang menjual kata-kata perlu kecakapan. 
Ubahlah ia menjadi cantik, manis, lembut, memukau. Dengan itu, ia mampu melahirkan situasi positif dalam diri pembaca.
Kita lumrah, bahwa manusia seringkali salah langkah, salah jalan, merasa bodoh, merasa miskin, berlaku cuek dan abai, salah sangka dan salah kaprah. 
Mereka sering berbuat buruk sehingga menciptakan kehidupan yang suram bagi diri dan orang sekitarnya.
Meski demikian, manusia sangat ingin kembali kejalan yang benar. Mereka sangat ingin menginsafi diri. Mereka juga ingin segera belok haluan. 
Mereka menginginkan cahaya dan uluran tangan.
Bila kita adalah salah seorang yang menjadi petunjuk jalan pulang bagi masalah orang lain. Bila tulisan kita menjadi pemecah masalah orang lain.
Maka ketika itu, kita disebut sebagai seorang penulis sejati. 
Kita telah membantu orang dari kesusahan. Dan orang lain pasti akan berterima kasih kepada kita.
Kunci utama bagi penulis sejati adalah: Bebaskan Resiko!
Kita ambil contoh isi kepala seorang wanita yang ingin keluar dari dunia pelacuran. 
Banyak pertanyaan bergelayut dibenaknya.  
Apakah pilihan saya ini sudah tepat? Apakah masyarakat akan menerima saya?  
Apakah nantinya saya tidak diejek teman-teman? Apakah nantinya jodoh saya sulit?  
Atau apakah Tuhan mau siap sedia mengampuni saya?  Dan banyak ketakutan lainnya. 
Intinya adalah resiko.  
Manusia tidak suka dibenci tapi suka disayang. Manusia tidak suka kesusahan tapi suka kemudahan. Manusia tidak suka kehinaan tapi suka kemuliaan.  
Penulis yang baik adalah penulis yang mampu membebaskan manusia dari resiko.  
Tapi karena tidak ada seorangpun manusia yang dapat terlepas dari resiko, penulis yang baik adalah... 
Penulis yang mampu menentramkan, menyejukkan, dan memotivasi manusia ketika mereka sedang berada dalam kesulitan dan kebingungan. 
Penulis yang cerdas adalah yang selalu mampu menyajikan keuntungan, ketenangan, garansi dan “bonus kebaikan” dalam tulisannya. 
Kebaikan dan kebenaran adalah daya tarik yang kuat bagi pembaca untuk betah membaca bukunya. 
Bantulah pembaca menghilangkan perasaan, pemikiran dan kondisi negatif, maka buku Anda akan laris keras. Disitulah letak keunggulan buku Anda.
Inilah tujuan utama menulis buku. 
Anda harus bermanfaat bagi orang lain. Karena sebaik-baiknya manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang di sekitarnya.
Tentu Anda setuju dengan pernyataan tersebut, bukan? 
Setelah Anda camkan tujuan menulis Anda...
Pertanyaan berikutnya adalah...
Bagaimana cara menggiring pembaca agar mau dan sudi mengikuti, atau minimal membenarkan ajakan dan pernyataan kita dalam tulisan kita?
 Inilah Cara Melejitkan Kemampuan Menulis Anda
Berikut ini adalah 6 JURUS DAHSYAT yang dapat membantu Anda melejitkan kemampuan menulis. 
Juga saya akan menjelaskan cara penggunaannya dengan memaparkan beberapa contoh tulisan fiksi dan non fiksi, dan tentu saja termasuk tulisan Andrea Hirata...
 1. Gunakan Pengulangan 
Bila kata-kata dilontarkan sekali saja, ia tak akan menggugah. 
Bila berkali-kali, ia akan membentuk arus menjadi gelombang.
Ia akan membentur akal yang jumud lalu mencerahkannya serta menggugah jiwa yang layu lalu menggerakkannya. 
Bila hanya riakan saja, air tak akan menghanyutkan. Bila hanya ombak kecil, air tak akan menggerakkan banyak hal. 
Karena hanya gelombang besar yang bisa menghanyutkan kapal. 
Gugahlah akal dan jiwa manusia berkali-kali, terus-menerus bak gelombang di lautan, agar terwujud perubahan.
Ya, keampuhan pengulangan itu seperti iklan produk yang sering diulang-ulang di TV. 
Semakin sering diulang semakin nancap image produk tersebut dibenak konsumen dan semakin tinggi pula keinginan untuk membeli produk. 
Apakah Anda ingin melihat contoh penulisan Jurus Pengulangan ini?
Sebenarnya saya telah memasukkan Jurus Pengulangan pada paragraf pertama diatas, yaitu:
“Bila hanya riakan saja, air tak akan menghanyutkan. Bila hanya ombak kecil, air tak akan menggerakkan banyak hal. Karena hanya gelombang besar yang bisa menghanyutkan kapal.”
Kalimat itu menarik perhatian Anda, bukan?
Ya, begitulah kesaktian Jurus Pengulangan, ia selalu menggugah.
Contoh lain Jurus Pengulangan dalam menguatkan pengertian iman.
“Iman artinya percaya, seratus persen bukan sembilan puluh sembilan persen, bukan enam puluh tujuh persen apalagi empat puluh satu persen.”
Kata “persen” diatas menyedot pikiran Anda untuk terus membaca sampai selesai, tanpa mau beranjak....
Dahsyat!
Bagaimana dengan tulisan Andrea Hirata? 
Yuks kita simak tulisannya yang mengandung Jurus Pengulangan dalam puisinya yang berjudul “Seperti”. Seperti
Seperti puisi yang kau tuliskan. Seperti nyanyi yang kau lantunkan. Seperti senyum yang kau sunggingkan. Seperti cinta yang kau berikan. Aku tak pernah, tak pernah merasa cukup  
(Novel Maryamah Karpov, Halaman 500) 
Puisi yang sangat indah, bukan?
Pengulangan memang mampu menarik perhatian. Pengulangan sangat jitu menggugah pikiran. 
Pengulangan adalah Jurus Pamungkas yang efektif untuk membuat pembaca kagum. Karena itu, gunakan ia dengan baik dan benar.
2. Sisipkan Kutipan
Ini adalah cara paling ampuh menghadapi pembaca yang susah percaya pada penulis. 
Sudah sewajarnya bila mereka bersikap hati-hati dalam menerima informasi karena mereka ingin menjadikan informasi itu sebagai pegangan hidup. 
Dan tentu juga karena mereka belum kenal siapa Anda.
Dengan mengutip pendapat orang lain, pembaca akan percaya pada Anda karena bukan Anda yang berpendapat melainkan “orang penting”. 
Bila seorang anak SD mengatakan, “BBM akan naik pada bulan depan.” Orang tidak akan percaya karena yang ngomong seorang anak kecil. 
Namun bila anak SD itu mengutip dari sebuah berita TV, dan melanjutkan perkataannya “Tadi, saya dengar Pak Menteri Bilang di TV, loh!”
Maka, orang akan percaya perkataannya karena bukan dia yang bicara tapi “orang penting” di TV.
Serendah apapun status sosial Anda, bila Anda menulis dengan mengutip pendapat “orang penting”...
Maka tulisan Anda akan menjadi penting dan orang akan percaya tulisan Anda. Yakinlah!
Berikut ini, saya akan mengutip “pesan kehidupan” yang disampaikan Andrea Hirata dalam novel “Cinta di Dalam Gelas”: 
“Berikan aku sesuatu yang paling sulit, aku akan belajar” Kata perempuan yang baru tamat SD itu.  
Perhatikan! Apakah Anda menangkap pesan yang kuat pada kutipan diatas? 
Ya, melalui perkataan perempuan itu, Andrea ingin menyampaikan pesan kepada pembaca bahwa mereka harus memiliki kegigihan dan “kerakusan” dalam menuntut ilmu. 
Contoh lain dalam tulisan ilmiah: 
"Riset ini menunjukkan bahwa jaring sutra itu berfungsi sebagai sinyal bagi para kumbang bahwa bahaya ada di dekatnya," ungkap Rypstra seperti dikutip Livescience. 
Bila Anda menulis karya ilmiah dan Anda menyisipkan kutipan pendapat seorang Ahli didalamnya,
maka tulisan Anda akan menjadi penting sepenting pendapat sang ahli. Dan pembaca akan percaya pada Anda.
Kata bijak dan ayat suci juga termasuk dalam “Jurus Kutipan” ini. Keduanya memiliki kekuatan yang menggugah akal dan jiwa. 
Contoh kata bijak atau hikmah dari seorang imam yang bernama Asy Syafii, ia berkata, “Ilmu itu seperti binatang buruan, ikatlah ia dengan pena.”
Mmm.... dahsyat sekali petuah sang Iman. Anda akan merasakan getaran yang hebat setelah membacanya... 
Keren... 
3. Positif- negatif
Positif-negatif termsuk Jurus menulis yang dahsyat. Ia memiliki daya tarik yang kuat. Ia memiliki kekuatan seperti magnet.
Bila dua kutub yang sama dipertemukan (positif dan positif atau negatif dan negatif), maka tidak akan ada daya tarik-menarik bahkan akan saling menjauh.
Namun bila sebaliknya, bila dua kutub yang berbeda dipertemukan, bila kutub positif dihadapkan dengan kutub negatif, maka akan lahir daya tarik-menarik yang sangat dahsyat.
Begitu juga dalam menulis. Bila keadaan atau fakta positif Anda hadapkan dengan keadaan atau fakta negatif, maka akan lahir daya tarik-menarik yang sangat kuat.
Bagaimana cara menggunakan Jurus Positif-Negatif?
Caranya adalah dengan meletakkan yang buruk disamping yang baik atau sebaliknya. 
Meletakkan yang atas setelah yang bawah atau sebaliknya. 
Meletakkan yang kiri setelah yang kanan atau sebaliknya.
Kata penghubung yang digunakan adalah: Tapi, Namun dan Padahal.
Ini dia contoh tulisan Andrea Hirata yang mengandung Jurus Positif- negatif:
Bagi para pesakitan, waktu adalah musuh yang mereka tipu saban hari dengan harapan. Namun, disana, di balik jeruji yang dingin itu, waktu menjadi paduka raja, tak pernah terkalahkan. Bagi para politisi dan olahragawan, waktu adalah kesempatan yang singkat, brutal, dan mahal.  (Novel Padang Bulan Halaman 83)
Contoh lagi:  
Biar pun hidup susah. Makan sekali sehari. Tidur di bawah kolong jembatan namun urusan sekolah anak-anaknya tetap dinomorsatukan.
Contoh lain dalam pembicaraan sehari-hari:
“Janjinya mau beliin mobil-mobilan untuk Adek tapi ayah malah beli rumah-rumahan. Pokoknya Adek nggak mau!”
Ya, dengan menggunakan Jurus positif-negatif, Anda akan membawa emosi dan pikiran pembaca meliak-liuk, ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah, naik dan turun. 
Dan hal itu membuat orang senang, tertantang, gembira, tertawa, terpana, terpesona, bahagia, ceria bahkan tertawa.
Namun bila tulisan Anda datar, dapat dipastikan pembaca akan segera lari terbirit-birit menginggalkan buku Anda 
Tidak ada tantangan, hambar.  
Oya, dengan menggunakan Jurus Positif-negatif ini juga, Anda bisa membuat cerita lucu, loh!
Atau, bila Anda sedang tidak online, copy paste alamat ini di browser seperti gambar dibawah ini.   
4. Sentil Pembaca Dengan Pertanyaan Retoris 
Pertanyaan retoris adalah pernyataan yang tidak memerlukan jawaban karena jawabannya sudah tesedia didalam pernyataan tersebut.  
Bagaimana membuat pertanyaan retoris? 
Sebelum mengajukan pertanyaan, kita perlu membuat pernyataan dulu. Pernyataan itu sebenarnya adalah jawaban dari pertanyaan kita. 
Contoh: 
(Bagian awal paragraf kita mulai dengan pernyataan )  
Allah telah berjanji bahwa Dia akan membantu orang-orang bertakwa keluar dari segala masalah hidup.  
Allah telah berjanji bahwa Dia akan memberi rizki dari segala arah yang tidak terduga kepada orang-orang yang bertakwa.  
Allah telah berjanji bahwa Dia akan memudahkan segala urusan orang-orang yang bertakwa.  
Duhai, perhatikanlah kebaikan-kebaikan Allah itu. Dia akan siap sedia menolong kita dengan cara yang tidak biasa bahkan luar biasa. Dia menyatakan pertolongan dengan janji.... 
(Setelah membuat pernyataan, barulah disusul dengan pertanyaan retoris di akhir paragraf)  
........Wahai orang yang berpikir, perhatikanlah pernyataan Allah itu. Dia akan menolong kita dengan rela. Tidakkah kita tertarik?  
Dia akan membantu kita keluar dari masalah hidup, tidakkah kita mau bertakwa? 
Begitulah cara membuat pertanyaan retoris. Anda akan menyentil pembaca bila menggunakannya. 
Bagaimana Andrea Hirata menggunakan pertanyaan retoris dalam novelnya?  
Simak penggalan cerita tentang pertandingan catur dalam novel “Cinta di Dalam Gelas” halaman 211 berikut ini: 
.....Memberi poin pada guru biologi itu akan membuat Maryamah melaju ke partai berikutnya. (pernyataan) 
Namun, celaka. Maryamah membabat guru biologi itu dua kosong telak. Kami terbelalak. Seluruh penonton terpaku tak dapat berkata apa-apa melihat tindakan nekad Maryamah itu. Mengapa dia begitu bodoh? (pertanyaan retoris) 
Contoh lain dalam salah satu novel karangan Mira W.  
Nenek memang sudah demikian yakin, Heri-lah yang bersalah (menzinai Sinta)... 
Hanya dengan dia Sinta pernah tampak begitu dekat. Tetapi... bolehkah sembarangan menuduh orang (hanya dengan sangkaan, tanpa ada bukti jelas)? 
Ketika Anda menggunakan Jurus pertanyaan retoris, Anda sedang mengajak pembaca mencari jawaban dari pertanyaan itu pada benak mereka sendiri. 
Dan ini sangat menarik karena kita seolah berdialog dengan mereka. Dengan berdialog dengan pembaca, maka pembaca akan lebih dekat dengan Anda.
Itu bagus! Bila pembaca merasa dekat dengan Anda, mereka akan sudi membaca semua buku yang Anda tulis. Asyik, kan? 
5. Deskripsikan  
Deskripsi adalah sebuah gambaran keadaan atau potret gambar.  
Seorang wartawan adalah orang yang biasa mendeskripsikan sesuatu. Bila tidak dengan kamera, maka dengan tulisan.  
Mendeskripsikan sesuatu dengan tulisan tentu agak lebih rumit dengan hanya jepret sana jepret sini.  
Menggambarkan suatu fakta dengan tulisan butuh teknik tertentu. 
Bagaimana cara mendeskripsikan suatu fakta dengan tulisan? Berikut ini 5 tips dari saya: 
1. Lihat “gambarnya”. Melihat gambar artinya “memotret” gambar dengan indera Anda: mata, telinga, hidung, kulit, lidah Anda. 
2. Tulis bagian-bagian pentingnya saja. Hindari mendeskripsikan detil seperti ini: 
Anjing berkaki empat, berbulu kunig, hitam dan agak sedikit putih di ekornya itu, mengejar Budi yang menggunakan seragam sepak bola bertuliskan “Ronaldo” di punggung dan kata “Adidas” di paha kanan. 
Cukup tulis begini: Anjing galak berwarna hitam itu mengejar budi yang baru saja pulang main bola.  
Contoh lain “potret” kesusahan menulis peserta Training Menulis Cepat Metode 2JT. 
Mereka mendengarkan otak editor mereka, si peragu. 
Cukup tulis bagian pentingnya saja. Jangan lebai, oke? 
3. Kaitkan dengan obyek atau subyek tulisan. Jangan sampai tidak nyambung. Misalnya: Nafasnya memburu ketika hujan turun?#@$%.  
Harusnya: Nafasnya lega ketika hujan turun. 
4. Gunakan sinonim yang lebih hidup. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki arti yang sama.  
Misalnya "bau" adalah sinonim dari “semerbak”.  
“Besar” sinonimnya "raya", "agung", dll.  
Contoh: 
Kuncupnya terjuntai elok melambai menari-nari menyapa mata. Semerbak mewangi membelai selaput penciuman. Aku tergoda... 
Asyiiik...!  
5. Gunakan majas Hiperbola dan majas Simile. Apakah Anda masih ingat majas?   
 Hiperbola (si Lebai) yaitu majas yang melebih-lebihkan gambaran fakta dari yang sebenarnya.   
Contoh: 
Sampah menumpuk setinggi gunung. Tendangan Mautnya telah membobol gawang lawan. Bila demo terus, takutnya kekuasan presiden bisa ambruk.  
 Simile (si Peniru), yaitu menyamakan dua hal berbeda yang memiliki kemiripan salah satu bagian atau sifatnya. 
Contoh: 
Kau bagaikan Rahwana menculik Dewi Shinta dari tangan Sri Rama. Wajahmu laksana bulan. Hubungan kita berdua bagaikan bumi dan langit. 
Mau liat contoh penerapan dua majas itu pada karya sastra? 
Oke, deh.... ini contohnya: 
Anjing gila itu mengayunkan empat kakinya dengan kecepatan tinggi. Pupilnya mengecil memokus menatap tajam. Taringnya menyeruak bak pisau belati. (majas simile) Lidahnya menjulur menggelayut bercucur liur haus darah.  
Hanya beberapa meter saja di belakang Heru. “Grrrr....grrrrr...grrrrr...” Suara gemuruh dari rongga dada binatang bengis itu terdengar keras menggentarkan naluri. Heru terus berlari dengan langkah seribu (majas hiperbola) sambil berteriak minta perlindungan, “Tolooong...!” 
Hmm... setelah membaca dekripsi diatas, Anda akan ikut merasakan ketegangan Heru yang sedang dikejar-kejar anjing gila. Benar, kan?
Ya, dengan mendeskripsikan fakta, anda seperti menyuguhkan bayangan akan potret fakta tersebut dengan lebih elok, lebih menyentuh, lebih nyata.   
Ini, saya kasih contoh lagi...
Tulisan Andrea Hirata dalam novel “Maryamah Karpov” halaman 25:
Profesor Turnbull melangkah lambat, terantuk-antuk dengan tongkatnya. Ia mengenakan sweter kashmir biru lembut, tipikal ilmuan klasik Eropa. Rambutnya putih berkilau dan wajahnya seteguh Sean Connery. Satu wajah yang menyisakan garis tampan masa lampau.
Perhatikan deskripsi di atas. Apakah Anda dapat menggambarkan sosok sang professor di benak Anda dengan jelas? 
Ya, Andrea Hirata telah memberikan contoh deskripsi yang sangat jelas.
Sehingga Anda dapat membayangkan sosok sang profesor di dalam benak dengan jelas pula. 
Dahsyat...! 
6. Analogi Is The Best
Analogi adalah cara nalar yang membandingkan dua hal yang mengandung banyak persamaan sehingga dapat ditarik kesimpulan yang sama. 
Dengan analogi, persoalan yang sulit dapat kita nalarkan dengan sesuatu yang mudah dan dekat dengan kehidupan kita. 
Analogi membantu mempercepat pemahaman pembaca akan ide utama Anda.
Contoh menganalogikan jiwa seorang bayi yang suci dengan kertas putih.
Seorang anak yang baru lahir masih suci. Baik buruknya anak tersebut kelak bergantung pada perlakuan orang tua dan lingkungan dalam mendidik dan mempengaruhinya. 
Demikian pula kertas putih yang belum bernoda. Apa jadinya kertas tersebut tergantung pada apa yang akan digoreskan diatasnya.
Dengan menganalogikan bayi yang suci dengan kertas putih, diharapkan pembaca bisa membayangkan bersihnya jiwa sang bayi seperti kertas putih tanpa noda. 
Orang tua dan lingkungannyalah yang akan memberikan warna dalam hidupnya, apakah warna itu kebaikan atau keburukan. 
Dengan menggunakan analogi, Anda akan merasakan sambaran pemahaman yang cepat, seketika!
Masih mau contoh? 
Berikut ini adalah contoh Jurus Analogi dalam Cerita Lucu Nasrudin Hoja. Selamat menyimak. 
“Mengajar Keledai Membaca” 
Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, “Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.” 
Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya. 
Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus-menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin. 
“Demikianlah,” kata Nasrudin, “Keledaiku sudah bisa membaca.” 
Timur Lenk mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca?” 
Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran- lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa
makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik- balik halaman buku dengan benar.”  
“Tapi,” tukas Timur Lenk tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?” 
Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita  disebut setolol keledai, bukan?” (Jurus Analogi)   
D. Bagaimana Cara Menerapkan Jurus-jurus Itu? 
Ya, bagaimana cara menerapkan jurus-jurus itu ke dalam tulisan Anda? Berikut ini adalah panduannya: 
1.   Tulis dulu ide Anda dengan cepat dan mengalir. Gunakan Cara Cepat Menulis Buku Metodde 2JT.  
Ketika menerapkan Metode ini, maka Anda akan merasa takjub dengan kemampuan menulis Anda. Anda akan menulis mengalir dalam menuangkan gagasan ke atas kertas.  
Bila Anda tertarik belajar Cara Menulis dengan Cepat Metode 2JT Anda boleh Membelinya  
Dalam panduan tersebut Anda akan menyingkap rahasia:  
Cara menulis CEPAT dan LANCAR walaupun Anda tidak pernah menulis satu karya pun sebelumnya. 
Cara mengaktifkan tombol PEMICU pikiran sehingga mudah merangkai kata, membuat kalimat, menciptakan paragraf dan bab. 
Trik Jitu menulis dengan full Motivasi tiada henti. 
10 SENJATA PAMUNGKAS yang membuat tulisan Anda BERGIZI dan SULIT DITOLAK. 
Tiga Alat Bantu untuk mengedit tulisan Anda dengan cepat. 
Dan masih banyak lagi.   
2.   Dukung Ide Anda dengan Jurus. Setelah ide Anda tulis, dukunglah ia dengan Jurus menulis. Rumusnya dibawah ini: 
Rumus 
Pikiran + Jurus   = Pikiran Dipahami Lebih Mudah  Rasa + Jurus  = Emosi Terasa Lebih Menyentuh Keadaan + Jurus  = Keadaan Tergambar Lebih Nyata  
 Contoh: 
Ide Anda: Seharusnya dia banyak berbuat dan beraktivitas. 
Jurus Penjelasan: bekerja, mencari rizki, membaca, menulis, mengunjungi sahabat atau rekreasi. Gunakan waktu sebaik-baiknya dan jangan biarkan semenitpun terbuang sia-sia. Karena bila kita diam, maka disibukkan dengan kegundahan dan kecemasan. 
Jurus Kutipan: Aidh Al Qarni berkata, “Kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya.” 
Hasilnya seperti di bawah ini: 
Hendaknya kita banyak berbuat dan beraktivitas: bekerja, mencari rizki, membaca, menulis, mengunjungi sahabat atau rekreasi. Gunakan waktu sebaik-baiknya dan jangan biarkan semenitpun terbuang sia-sia. Karena bila kita diam, maka disibukkan dengan kegundahan dan kecemasan. Aidh Al Qarni berkata, “Kebanyakan orang yang selalu gundah dan hidup dalam kecemasan adalah
mereka yang terlalu banyak waktu senggangnya dan sedikit aktivitasnya.” 
Hmm.... dahsyat, kan, argumen Anda? 
Ya, pendapat Anda akan terlihat dahsyat ketika menggunakan Jurus Dahsyat. Anda memperkuat pendapat Anda dengan mengutip pendapat “orang penting”.  
Bila pendapat Anda digabung pendapat “orang penting” maka hasilnya........  
Pendapat anda menjadi pendapat yang dahsyat dan pasti di-IYA-kan oleh siapa saja yang membacanya.  
Apakah Anda sepakat? 
Bila Anda ingin meningkatkan kemampuan Anda menciptakan kalimat yang dahsyat dengan menggunakan rumus RAHASIA TINGKAT LANJUT.... 
Bila Anda sedang tidak online, copy paste alamat ini pada browser Anda.    
Ya, disana saya akan membimbing Anda bagaimana cara menggabungkan dua, tiga atau empat jurus sekaligus untuk mendukung gagasan Anda.      
3.   Gunakan 3 (TIGA) PERTANYAAN AJAIB untuk membantu memperkuat ide Anda.   
“Perhatian! Ini adalah Rahasia pribadi saya dalam menulis cerdas dan kritis. Saya akan membocorkan 1 (satu) PERTANYAAN AJAIB saja untuk Anda. Saya ingin Anda bisa menulis dengan cerdas dan kritis dengan menggunakan SATU pertanyaan ajaib ini.”  
Begini.... 
Dalam membaca, orang sering mengkritisi apa yang ia baca. Meraka sering menanyakan hal-hal kritis di dalam benak mereka.  
Saya yakin, Anda juga melakukannya ketika membaca. Perhatiakn SATU pertanyaan kritis dibawah ini: 
 Saya tidak percaya dengan argumen Anda?  
Apakah Anda pernah menanyakan SATU pertanyaan kritis ini di dalam benak ketika membaca? Saya pernah dan bahkan sering... 
Dari itu, Anda harus antisipasi segera pertanyaan itu dengan jawaban yang mantap.  
Sebab apa yang Anda tanyakan juga kemungkinan besar ditanyakan oleh orang lain ketika mereka membaca tulisan Anda.  
Anggap si pembaca berada disamping Anda ketika menulis.  
Jawab SATU pertanyaan itu dalam proses menulis Anda, SEGERA!  
Katakan seperti ini: “Anda tidak percaya argumen saya? Ini loh, saya mengutip pendapat para ahli, tau?” 
Dengan menjawab pertanyaan kritis itu SEGERA dalam proses menulis berbarti Anda telah berupaya membuat tulisan yang berkualitas lebih. 
Menggunakan SATU pertanyaan ajaib ini saja, Anda sudah bisa membuat sebuah paragraf yang “Nendang”.  
Apalagi menggunakan ke-TIGA PERTANYAAN AJAIB,  
Anda akan mampu membuat banyak paragraf yang lebih “nendang” lebih cantik dan lebih menarik. 
Salam Sukses...