Senin, 16 Maret 2015

Dilihat dari sumber terjadinya peristiwa trauma, dibedakan ada empat macam trauma, yaitu trauma situasional, perkembangan, intrapsikis, dan eksistensial. 


Trauma situasional adalah peristiwa trauma yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, misalnya, kematian seseorang yang paling dicintai, perceraian, kelahiran anak, kedatangan adik baru (bagi anak kecil), PHK, pemecatan jabatan, kehilangan mata pencaharian atau kedudukan, kehamilan yang tidak dikehendaki, kecacatan, penemuan penyakit serius (misalnya kanker, HIV, dsb), pelecehan seksual, kegagalan pendidikan seperti tidak lulus ujian, dsb., kebakaran rumah, kecelakaan lalu lintas, kehilangan benda berharga, banjir, gempa bumi, perusahaan situasi politik, krisis ekonomi, dsb.
Trauma perkembangan adalah trauma yang terjadi sebagai bagian dari proses perkembangan hidup seseorang sejak lahir sampai akhir hayat. Pada masa kanak-kanak berbagai trauma yang dialami seperti kelahiran adik bru, penolakan orang tua, penolakan dari saudara, perlakuan kekerasan dari orang tua, ditinggal sendiri, kejadian yang menakutkan, kejutan, kecelakaan, dsb. Pada masa remaja banyak dialami trauma seperti: perubahan kematangan seksual seperti menstruasi pada remaja puteri, ditinggal pacar, pelecehan seksual, perkelahian antar remaja, penolakan dalam pacaran dan kawan sebaya, masalah obat terlarang atau minuman keras, berurusan dengan polisi, konflik nilai, masalah-masalah di sekolah seperti kegagalan ujian, mendapat hukuman, dsb. Pada masa dewasa banyak peristiwa trauma yang terjadi seperti pertengkaran, perceraian, kesulitan ekonomi, kehilangan mata pencaharian, konflik dengan keluarga atau tetangga, kepergian anak, kematian orang tua, dsb. Dan pada masa memasuki hari tua, peristiwa trauma yang mungkin dialami misalnya pension, beberapa penyakit kronis, ditinggal pasangan  hidup, ditolak oleh anak, kesepian, kehilangan teman, dsb.
Trauma intrapsikis adalah peristiwa internal atau dalam diri sendiri yang menimbulkan kecemasan. Yang termasuk ke dalam trauma macam ini adalah timbulnya suatu perasaan tertentu tentang diri sendiri baik secara bertahap atau tiba-tiba. Misalnya tiba-tiba ada perasaan dan dorongan untuk melakukan homoseksual, tiba-tiba ada perasaan benci kepada orang yang dicintai atau sebaliknya tiba-tiba ada perasaan cinta kepada orang yang dibenci, tiba-tiba ada keinginan untuk berhenti bekerja, tiba-tiba ada keinginan untuk pergi jauh-jauh dari kehidupan orang banyak, tiba-tiba ada perasaan yang mendorong untuk bunuh dir, tiba-tiba ada keinginan untuk menyerang seseorang pindah agama, dsb. Demikian kuatnya dorongan itu sehingga dapat disebut trauma karena menimbulkan rasa tidak enak dan sakit hati yang kemudian berdampak pada keseimbangan kepribadian. Biasanya jenis ini lebih banyak dikendalikan oleh ketidaksadaran, dan akan hilang apabila kondisi kesadaran mampu mengendalikan dirinya.
Trauma eksistensial adalah trauma yang bersumber pada keberadaan dan makna dirinya dalam hidup. Baik secara perlahan ataupun tiba-tiba timbul perasaan kekosongan atau penghapusan makna hidup. Yang bersangkutan merasa kehampaan dalam hidupnyan, tidak memiliki arah yang jelas dalam mewujudkan dirinya sehingga kemudian berkembangan dengan perasaan yang meyakitkan. Biasanya trauma seperti ini akan banyak dialami oleh orang yang kadar nilai spiritual atau keagamaannya rendah sehingga mereka merasa jauh dari Tuhan. Dan sebaliknya bagi mereka yang memiliki kualitas keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, kecil kemungkinan mengalami trauma macam ini karena ia memiliki rasa kebermaknaan dalam hidupnya.

0 komentar:

Posting Komentar