Dilihat dari sumber terjadinya peristiwa
trauma, dibedakan ada empat macam trauma, yaitu trauma situasional,
perkembangan, intrapsikis, dan eksistensial.
Trauma
situasional adalah
peristiwa trauma yang terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya,
misalnya, kematian seseorang yang paling dicintai, perceraian, kelahiran anak,
kedatangan adik baru (bagi anak kecil), PHK, pemecatan jabatan, kehilangan mata
pencaharian atau kedudukan, kehamilan yang tidak dikehendaki, kecacatan,
penemuan penyakit serius (misalnya kanker, HIV, dsb), pelecehan seksual,
kegagalan pendidikan seperti tidak lulus ujian, dsb., kebakaran rumah,
kecelakaan lalu lintas, kehilangan benda berharga, banjir, gempa bumi,
perusahaan situasi politik, krisis ekonomi, dsb.
Trauma
perkembangan adalah
trauma yang terjadi sebagai bagian dari proses perkembangan hidup seseorang
sejak lahir sampai akhir hayat. Pada masa kanak-kanak berbagai trauma yang
dialami seperti kelahiran adik bru, penolakan orang tua, penolakan dari
saudara, perlakuan kekerasan dari orang tua, ditinggal sendiri, kejadian yang
menakutkan, kejutan, kecelakaan, dsb. Pada masa remaja banyak dialami trauma
seperti: perubahan kematangan seksual seperti menstruasi pada remaja puteri,
ditinggal pacar, pelecehan seksual, perkelahian antar remaja, penolakan dalam
pacaran dan kawan sebaya, masalah obat terlarang atau minuman keras, berurusan
dengan polisi, konflik nilai, masalah-masalah di sekolah seperti kegagalan
ujian, mendapat hukuman, dsb. Pada masa dewasa banyak peristiwa trauma yang
terjadi seperti pertengkaran, perceraian, kesulitan ekonomi, kehilangan mata
pencaharian, konflik dengan keluarga atau tetangga, kepergian anak, kematian
orang tua, dsb. Dan pada masa memasuki hari tua, peristiwa trauma yang mungkin
dialami misalnya pension, beberapa penyakit kronis, ditinggal pasangan hidup, ditolak oleh anak, kesepian,
kehilangan teman, dsb.
Trauma
intrapsikis adalah
peristiwa internal atau dalam diri sendiri yang menimbulkan kecemasan. Yang
termasuk ke dalam trauma macam ini adalah timbulnya suatu perasaan tertentu
tentang diri sendiri baik secara bertahap atau tiba-tiba. Misalnya tiba-tiba
ada perasaan dan dorongan untuk melakukan homoseksual, tiba-tiba ada perasaan
benci kepada orang yang dicintai atau sebaliknya tiba-tiba ada perasaan cinta
kepada orang yang dibenci, tiba-tiba ada keinginan untuk berhenti bekerja,
tiba-tiba ada keinginan untuk pergi jauh-jauh dari kehidupan orang banyak,
tiba-tiba ada perasaan yang mendorong untuk bunuh dir, tiba-tiba ada keinginan
untuk menyerang seseorang pindah agama, dsb. Demikian kuatnya dorongan itu
sehingga dapat disebut trauma karena menimbulkan rasa tidak enak dan sakit hati
yang kemudian berdampak pada keseimbangan kepribadian. Biasanya jenis ini lebih
banyak dikendalikan oleh ketidaksadaran, dan akan hilang apabila kondisi
kesadaran mampu mengendalikan dirinya.
Trauma
eksistensial adalah
trauma yang bersumber pada keberadaan dan makna dirinya dalam hidup. Baik
secara perlahan ataupun tiba-tiba timbul perasaan kekosongan atau penghapusan
makna hidup. Yang bersangkutan merasa kehampaan dalam hidupnyan, tidak memiliki
arah yang jelas dalam mewujudkan dirinya sehingga kemudian berkembangan dengan
perasaan yang meyakitkan. Biasanya trauma seperti ini akan banyak dialami oleh
orang yang kadar nilai spiritual atau keagamaannya rendah sehingga mereka
merasa jauh dari Tuhan. Dan sebaliknya bagi mereka yang memiliki kualitas
keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, kecil kemungkinan mengalami trauma macam
ini karena ia memiliki rasa kebermaknaan dalam hidupnya.
0 komentar:
Posting Komentar