Senin, 16 Maret 2015


Jemari ini mulai menggelitik lagi, seakan tidak sabar untuk menuangan segala imajinasi yang terkumpul selama ini. Hanya bisa menuangkan tapi tidak tahu dengan hasilnya, inilah imajinasiku yang aku uraikan untuk pembaca.



 



Aku masih bertanya-tanya “Siapakah AKU” jika aku tanyakan kata-kata itu kepada orang lain , orang lain akan berkata “Saya tidak tahu” dan aku mencoba bertanya kepada teman dekatku yang memang sudah lama mengenalku dan ia menjawab “Diri saya saja saya tidak tahu, apalagi kamu” lalu siapakah aku ???



 



Sudah lebih dua puluh tahun aku di muka bumi ini, aku bernafas dengan lancar, aku bisa makan dengan gigi yang masih kuat, aku bisa melihat dengan mata yang masih cukup jelas, aku punya mulut yang bisa melahirkan bahasa, aku bisa mendengar, dengan alat pendengaran yang masih bagus, aku punya tangan dan kaki yang lengkap, dan aku punya akal yang sehat. Namun aku masih tidak tahu siapa aku ??



Berterima kasihlah kepada Allah, Allah memberikanku ku kesempurnaan fisik agar aku bisa menggunakan organ-organ badan dengan baik, karena setiap organ tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Kita yang memiliki kelengkapan akan lebih baik dalam melakukan sesuatu, namun bagaimana dengan orang yang memiliki salah satu kekurangan organ atau lebih dari satu kekurangan. Apakah dia bisa berkarya ? Allah itu maha adil akan nasib hambanya, dia tidak membiarkan hambannya larut dalam kesedihan akan ketidaksempurnaan, walaupun mereka tidak sempurna secara fisik, namun ada kelebihan lain yang allah berikan kepada mereka yang ingin berusaha walaupun ia tidak sempurna. Pernahkah kalian dengar ada seseorang sungguh jauh tidak sempurna, ia buta dan tangan kakinyapun tak sempurna tetapi dia bisa hafal Al-quran. Bagaimana bisa, Allah tidak akan memberatkan hambanya dalam berkarya, dengan keyakinan kepada allah ia belajar secara otodidak dengan fasilitas seadanya, apapun itu bila kita berniat baik dan berusaha maka  allah akan mengabulkan do’a hambanya yang tulus. Hidup ini tidak boleh lepas dari ajaran Allah, segala sesuatu yang kita lakukan dari hal yang kecil seperti menguap itu karena Allah, Allah yang menggerakannya. Gempa di muka bumi ini gerakan dari Allah, yang disebabkan oleh manusia. Gunung-gunung adalah paku di bumi ini, bila salah satu paku tersebut dicabut maka ketidakseimbanganpun terjadi. Kita bisa mengingat masa-masa kecil kita, saat kita memejamkan mata kita dapat melihat masa kecil kita, itu semua karena allah. Jadi, hidup harus banyak bersyukur kepada Allah, tanpa Allah kita tidak hidup, kita tidak  bisa merasakan kehidupan dunia, nikmatnya saat di dunia. Baiklah kembali lagi dengan golongan orang yang sempurna fisiknya, kita memiliki tangan-kaki yang kuat, dan akal yang sehat. Mulai sekarang pikirkanlah apa yang ingin kamu lakukan, yang ingin kamu kembangkan apakah dengan cara menulis, atau hal yang lainnya. Jangan berdiam diri di kamar saja, karena bila kita hanya diam dirumah ide-ide tidak akan berkembang, pergilah keluar rumah dan carilah suasana yang pas untukmu menemukan dirimu, pandanglah langit dan tanyakan kepadanya, pikirkan masa depanmu, dan apa yang harus aku lakukan. Semangat untuk dirimu sendiri, jangan mengharapkan semangat dari orang lain, karena semangat sendiri lebih kekal. Dalam proses berubah yakinkanlah diri berubah karena Allah dan pribadi sendiri. Sudah saatnya mengetahui siapa kita, tidak perlu menunggu sukses untuk mengetahui diri yang sebenarnya. Jika kamu belum juga bisa melakukannya, berserah dirilah kepada Allah, berkomunikasi kepada Allah karena Allah sosok yang setia mendengar cerita isi hati kita. Ingatlah untuk menyemangati diri sendiri “janganlah melihat orang di belakang, tapi lihat orang di depan kita” kenapa, bila kita melihat orang di belakang kita maka rasa malas tidak akan sepenuhnya pergi, didalam benak kita berkata “masih ada yang lebih dari aku” lebih parah daripadanya. Lihatlah kedepan kejarlah yang didepan. Lihatlah orang berbondong-bondong ingin sukses, ingin hidup sejahtera apakah kita tidak ingin seperti itu juga. Didalam mencari rezeki saja perlu persaingan apalagi di akhirat semua orang ingin masuk syurga. Selain bersaing dalam mencari jati diri, kita juga harus bersaing menuju jalan Allah. Intinya dengan kesibukan kita, jangan melupakan Allah. Selalu bersyukur kepada Allah, karena yang kita dapatkan hari ini tidak lepas dari gerakan Allah yang digerakannya kepada kita.

0 komentar:

Posting Komentar